top of page

Tanya Jawab Expert

Publik·34 anggota

Assalamualaikum kak.

Ayah saya baru berpulang 22 Maret 2023 tepat 1 hari sebelum puasa kemarin. Lalu, di akhir Mei ini, seminggu yang lalu, calon pasangan mengatakan bahwa ibunya bilang hubungan ini tdk bisa dilanjutkan. Ibunya tidak merestui untuk menikahi saya. Saya sedih kak. Ada 2 fase yang harus dijalani sekaligus saat ini. Kadang saya masih menangis teringat ayah. Ditolak calon mertua juga membuat saya semakin sedih. Ini sudah hari ke 9 setelah calon mengatakan hal tersebut dan saya masih seringkali menangis tiba2 dan bisa dimana saja. Apa yang harus saya lakukan kak?

Pertanyaan oleh a**_**ma_nugr*****_2

Jawaban:


Dijawab oleh Rizki Setyasri, M.Psi., Psikolog



Wa'alaykumsalam warrahmatullahi wabarakatuh Terima kasih ya kak, telah bersedia berbagi bersama kami.. Innalillahi wa innailaihi rojiun, turut berduka cita ya kak, semoga Almarhum ayah diampuni segala dosa, dan diterima segala amal baiknya.. aamiin.. Sangat berat ya kak rasanya ketika berturut-turut Allah uji dg kehilangan orang-orang yg kita sayangi.. Semoga Allah mampukan kita melalui setiap ujian yg perlu kita jalani dg baik ya kak.. Barakallahu fiik kak, semoga ujian kali ini semakin mendekatkan kita pada Allah..


Hal pertama yg dapat kita lakukan ialah dg memberi waktu bagi diri kita sendiri, untuk membolehkan diri kita sendiri merasakan dan menerima rasa sedih maupun duka mendalam yg sedang dirasakan. Terlebih mengingat terdapat dua peristiwa kehilangan secara berturut-turut, yg tentunya kita memerlukan waktu dan proses untuk mencerna, memahami dan menyesuaikan kondisi yg sdg kita hadapi. Dengan menyadari perasaan yg sdg dialami, kita juga boleh ya kak mengakui bahwa kondisi, bahwa kejadian saat ini memang sebuah fase yg berat untuk dijalani. Jika kita belajar dari kisah Rosullullah pun, beliau juga mengalami fase duka ketika ditinggal oleh orang-orang tersayangnya secara berturut-turut yaitu istri dan pamannya. Berkaca dari kisah Rosul setelah mengalami fase duka, Allah berkahi penghiburan yg hingga kini kita kenal sebagai peristiwa isra' mi'raj ya kak.. Semoga dg kita memahami bahwa memang kondisi ini tidak mudah bagi kita, semakin menyadarkan posisi kita sbg hamba ya kak.. Dan dg berkaca pada kisah Rosul kita jd semakin dikuatkan lagi keyakinan kita bahwa Allah Maha Mengatur lagi Maha Pengasih Maha Penyayang. Meski kita tak pernah tau penghiburan, atau ganti Allah kapan akan sampai pada kita, namun semoga kita senantiasa Allah berkahi kesabaran dalam menghadapi fase kali ini dg sebaik-baik keyakinan terhadap rahmat Allah ya kak..


Menangis ketika kita sedih itu reaksi yg wajar dan boleh untuk dilakukan ya kak, Justru sebaiknya emosi yg tengah kita rasakan tidak dipendam dg cara mengizinkan diri merasakan dan mengekspresikan rasa sedih maupun emosi lainnya. Namun, menjadi mengganggu aktivitas keseharian kita jika datangnya tiba-tiba dan dimana saja ya kak, tanpa bisa kita kelola. Maka hal yg dapat kita usahakan selanjutnya ialah dg mengupayakan untuk mengelola bagaimana agar ekspresi perasaan kita tidak mengganggu fungsi keseharian kita. Bagaimana agar kita menyadari dan menerima perasaan kita apa adanya, tanpa tenggelam atau berlarut-larut di dalamnya, namun juga tidak menolak emosi yg hadir. Salah satu yg cara untuk menerima sekaligus mengelola perasaan kita ialah dengan latihan relaksasi napas dalam ya kak.


Latihan dapat secara efektif membantu kita dalam menerima dan mengelola emosi, ketika kita lakukan secara rutin ya kak, dapat dilakukan ketika pagi, sore, maupun malam saat menjelang tidur, atau kapanpun ketika kakak merasa tiba-tiba ingin menangis, selama kakak dapat melakukannya secara aman tanpa ada gangguan, kurang lebih selama 3-5 menit.


Latihan ini dapat kakak lakukan dg mengambil posisi duduk yg nyaman dg punggung tegak. Kakak dapat melakukannya dg duduk di kursi dan kaki menapak di lantai, atau duduk bersila, atau dg meluruskan kaki ya kak.

Perlahan letakkan tangan kiri di perut dan tangan kanan di dada ya kak, secara perlahan ambil napas dalam melalui hidung selama hitungan 1-4, tahan sejenak pada hitungan 5-6, dan keluarkan melalui mulut sambil membentuk kata "HA" selama hitungan 7-10, bisa diulangi sekali lagi tarik napas dalam, namun saat mengeluarkan napas melalui mulut sambil membentuk kata "Huu" atau seperti meniup.


Latihan ini bisa kakak ulang 2-3 kali penarikan napas dalam kemudian dilanjutkan dg menghirup dan mengeluarkan udara melalui hidung. Selama latihan rasakan gerakan naik turun dg tangan kiri ya kak, jika demikian maka kakak telah berhasil melakukan napas perut.

Lakukan latihan ini selama beberapa saat dg penuh kesadaran hingga tubuh dan perasaan kakak terasa lebih tenang ya kak. Pada latihan ini kita juga dapat belajar untuk hadir sebagai teman terbaik yg memahami dan menemani diri kita dg sikap penuh kasih sayang dan pengertian. Kita hadir menjadi teman baik bagi diri kita, sambil menunjukkan perhatian kita dg penuh kasih sayang, dan perlahan tanyakan apa yg saat ini sebenarnya diri sedang rasakan?

Apa yg sebenarnya saat ini sedang sangat diri butuhkan? Luangkan waktu untuk merasakan, mendengarkan, dan memahami apa yg sebenarnya ingin diri dengar untuk kakak.

Pada latihan ini pun kakak juga dapat menunjukkan perhatian dan kasih sayang kakak pada diri sendiri dg cara perlahan ucapkan kepada diri, Maaf ya diri, kamu harus melalui semua ini,

Diriku aku memaafkanmu.. Terima kasih telah bertahan sejauh ini, Aku sungguh menyayangimu, diriku.

Diri, mari kita melanjutkan perjalanan kita.. Latihan ini bertujuan untuk menguatkan kakak yg sedang menjalani fase sulit dan mengapresiasi telah bertahan sejauh ini..


Jika perasaan sedih dan duka yg kakak rasakan semakin mengganggu aktivitas keseharian kakak, atau jika dalam berlatih relaksasi napas dalam kakak merasa memerlukan bantuan atau pendampingan kakak boleh membuka diri untuk mendapatkan bantuan tenaga profesional seperti psikiater, psikolog, maupun konselor ya kak..


Terlepas dari segala usaha yg kita lakukan, satu hal terpenting yg perlu senantiasa lakukan ialah dg mememohon Allah ya kak.. Semoga Allah mampukan kita dan memberkahi kita dg penjagaan terbaikNya, sehingga apapun fase yg perlu kita lalui, tak membuat kita bermudah-mudah untuk berputus asa dari rahmat Allah ya kak.. Semoga Allah mampukan dan kuatkan kita melalui setiap fase yg perlu kita jalani ya kak, Selamat berproses dan Salam Hangat..


Pertama kali diunggah pada 2023-06-08T10:53:34.417Z

Saya seorang anak perempuan tunggal yg ayah ibu saya bercerai sejak usia saya setahun. Sejak saat itu saya tdk pernah bertemu ayah hingga usia 20 tahun saat saya menikah dan dinikahkan beliau. Saya tdk pernah dinafkahi. Beliau menikah bbrp kali, dan memiliki 4 anak laki". Hanya saya anak perempuannya. Ibu jg tdk pernah mengurusi saya, saya tinggal dgn nenek. Akhirnya setelah dewasa terbentuklah luka batin yg amat dalam. Saya ingin menuntut hak nafkah kpd ayah saya, apakah boleh jika saya menuntut hak nafkah kpd ayah saya meskipun saya sudah menikah? Agar luka batin saya ini sedikit terobati


Pertanyaan oleh Ummu H****

Jawaban:


Dijawab oleh Rizki Setyasri, M.Psi., Psikolog


Assalamu'alaykum warrahmatullahi wabarakatuh, Terima kasih ya kak telah bersedia dan percaya untuk berbagi bersama kami.. MasyaAllah.. laa quwwata illa billah.. berat sekali rasanya ya kak, saat selama hidup nyaris tanpa kehadiran sosok ayah dan bahkan ibu.. Semoga kesabaran kakak sejauh ini dalam mengusahakan untuk bertumbuh meski tertatih dg adanya luka yg tengah kakak rasakan, Allah ganti dg sesuatu yg jauh lebih baik untuk kakak dan keluarga ya.. Barakallahu fiik kak..


Apapun status pernikahan orang tua kita, status kita dg ayah tetaplah anak kandung ya kak.. Dan berapapun usia kita, rasanya yaa kita masihlah tetap seorang anak ya kak, Mungkin perasaan atau pemikiran dari sisi peran anak dalam diri kakak inilah yg hingga saat ini masih merasa kehilangan sosok ayah dan ibu, sehingga menggerakkan kakak untuk menuntut hak nafkah kepada ayah ya kak.. Perjalanan untuk pulih dari luka batin, sayangnya tidak selalu bisa kita dapatkan dari orang lain kak.. Bisa jadi ketika nanti akhirnya kakak telah menerima nafkah dari ayah, itu tak mengubah apapun pada luka yg telah terlanjur tergores, Karena bisa jd yg kakak rindukan bukan semata-mata nafkah dari ayah, tapi makna dibalik nafkah itu sendiri, Yaitu bentuk kasih sayang dan perhatian ayah, yg kita simbolkan dalam wujud pemberian nafkah.. Bisa jd nafkah dr ayah yg kelak kakak terima seandainya pada akhirnya kakak peroleh, terasa hambar dan tidak menyembuhkan karena tidak ada kasih sayang dan perhatian yg kakak rindukan di sana.. Atau bisa jd bentuk kasih sayang dan perhatian yg kakak butuhkan, tidak selalu dalam bentuk nafkah dari ayah, yg mana hal tersebut bisa saja kakak dapatkan dg mengusahakan beragam cara lainnya. Jadi fokus kita saat ini ialah bagaimana agar kita dapat pulih dari luka batin, dg cara terbaik yg dapat kita usahakan ya kak..


Seperti yg telah dipaparkan sebelumnya ya kak, pulih dari luka batin tidak selau bisa kita dapatkan dari orang lain. Namun, dapat kita usahakan, kita cari, kita ikhtiarkan mulai dari dalam diri kita sendiri. Kita tidak dapat mengontrol atau mengendalikan orang lain ya kak, yg dapat kita usahakan ialah bagaimana cara kita memandang, mengelola apa yg kita rasakan, dan mengusahakan perilaku yg lebih sehat untuk kondisi kesehatan mental kita ya kak.. Jika kita memahami bahwa kita memiliki perjalanan bertumbuh yg tidak mudah, yg darinya ternyata kita memerlukan kasih sayang dan perhatian, maka kita usahakan untuk memenuhinya dari ikhtiar kita untuk diri kita sendiri. Proses ini bisa kita mulai dg lebih peka dan perhatian dg kebutuhan diri kita, untuk mengenalinya kita perlu menyadari apa yg saat ini tengah kita rasakan, bantuan apa yg sebenarnya kita perlukan..


Setelah bertahap kita belajar peka dan sadar dg kondisi diri kita, maka semoga Allah mampukan kita untuk peka dan sadar dg kondisi di sekitar kita, saat ini di sini Semoga dg demikian Allah mudahkan pula untuk kita menyadari dan mensyukuri setiap nikmat yg telah Allah berkahkan untuk kita melalui hal-hal dan orang-orang terdekat yg saat ini di sini, ada di sekitar kita. Mungkin kita perlu memandangi pasangan kita, anak kita, keluarga kita, dan teman-teman dekat kita yg hadirnya sebuah nikmat dari Allah untuk menguatkan perjalanan kita.


Dengan demikian proses pulih selanjutnya dapat kita usahakan dg senantiasa mengingat Rahmat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Perjalanan pulih pun akan nampak begitu berat dan jauh ya kak, sehingga kita perlu untuk senantiasa memohon pertolongan Allah, agar Allah mampukan kita melalui setiap proses yg perlu kita lalui. Terlepas dari semua itu kita juga perlu untuk mohon ampun kepada Allah ya kak, untuk setiap nikmat yg mungkin belum dapat sepenuhnya kita syukuri dg baik, lantaran keterbatasan kondisi kita.. Seraya memohon ampunan Allah dg mengingat betapa Allah Maha Pengampun, semoga dapat menguatkan pula diri kita untuk dg lapang dada memaafkan diri kita sendiri yg melalui perjalanan bertumbuh yg mungkin tak seberuntung orang lain, Pun demikian pula semoga Allah rahmati kita kelapangan untuk mampu memaafkan orang-orang yg terlibat dalam proses bertumbuh kita sejauh ini, termasuk di dalamnya, ayah dan ibu kita..


Jika memang masih terasa begitu berat dan menyakitkan, atau apabila dalam proses menuju pulih kakak merasa perlu pendampingan dan bantuan lebih menyeluruh, kakak boleh membuka diri untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor ya kak.. Semoga Membantu, Selamat Bertumbuh, dan Salam Hangat..


Pertama kali diunggah pada 2023-06-07T01:16:08.623Z

Assalamualaikum ka, aku mau tanya.


Orgtua yg pilih kasih sama anak itu kemungkinan kenapa ? Apa krn dulunya ortu jga digituin ? Misal ortu anak trakhir dan yg disayang anak tengah, akhirnya ortu jdi ngutamain anak trakhir krn dulu ortu sbg anak trakhir mrasa ga d cintai. Bisa jdi begitukah ? Atau gmn ? Aku tdi masih nangis liat video tentang inner child. Aku gabsa mkir rasional. Aku gatau knpa alm. mamah bisa bkin aku ngrasa pilih kasih. Aku btuh penjelasan biar aku ga trus2n menyalahkan alm. Mamah... Disamping sambil memvalidasi emosiku, aku btuh pnjelasan biar aku ga nyalahin trus


Pertanyaan oleh d****_s_m_631

Jawaban:


Dijawab oleh Rizki Setyasri, M.Psi., Psikolog


Wa'alaykumsalam warrahmatullahi wabarakatuh kak, Terima kasih telah bersedia berbagi bersama kami ya.. MasyaAllah.. Tabarakallah.. menguras energi sekali ya kak rasanya, saat kita paham apa yg sebaiknya kita lakukan, namun masih terasa sungguh berat dan menantang.. Barakallahu fiik kak.. semoga Allah lembutkan hati kita dan mampukan kita melalui setiap proses yg perlu kita jalani ya kak..


Ada banyak sekali penjelasan kak, mengenai keputusan parenting yg almarhumah Mamah akhirnya terapkan untuk anak-anak beliau, dalam hal ini kakak. Dan mungkin, kakak pun telah menemukan salah satunya, hanya saja, saat ini belum sepenuhnya dapat diterima atau dipahami.. It's okay kak.. Tak perlu memburu, tak mengapa ambil waktu.. Beri kesempatan untuk diri mencerna dan meresapi apa yg sebenarnya terjadi, apa yg sebenarnya tengah kita rasakan..


Pada bagian otak kita kak ada sebuah sistem di mana di dalamnya terdapat irisan antara bagian yg memproses emosi dan bagian lain yg memproses logika kita. Karena mereka dalam satu sistem yg sama, ketika salah satunya sedang bekerja, atau membutuhkan fungsi yg lebih banyak, maka fungsi bagian yg lain tidak dapat berjalan dg baik. Begitulah yg terjadi pada diri kita, saat kita tengah memerlukan waktu untuk mencerna dan memahami emosi kita, kadang kala yg terjadi susah sekali ya kak untuk berpikir secara rasional.. It's okay kak, ini adalah suatu proses yg wajar.. Semoga Allah lapangkan hati kita untuk belajar memahami dg sabar ya kak.. Nah, bagaimana agar kita dapat berpikir dg rasional? Mungkin kakak juga sering dengar nasihat ya agar kita tenang dulu biar bisa berpikir dg lebih baik. Makanya ada pendapat untuk memproses emosi dulu untuk tenang sebelum akhirnya kita dapat menerima penjelasan-penjelasan logis yg memerlukan pikiran rasional kita..


Nah sekarang kembali lagi kepada kebutuhan kakak, mana yg saat ini lebih kakak perlukan. Jika kakak bersedia, boleh lakukan latihan relaksasi napas dalam berikut ini untuk menyadari dan menerima emosi apa yg sebenarnya sedang kakak rasakan.. Namun, jika memang saat ini kakak lebih memerlukan kemungkinan-kemungkinan penjelasan dibalik sikap almarhumah Mamah, kakak bisa melewati bagian setelah ini dan menuju pada bagian dg permulaan kalimat "Ada banyak penjelasan" ya kak.. Semoga Allah berkahi kita dg pemahaman yg baik ya kak..


Latihan menyadari emosi ini dapat membantu ketika kita lakukan secara rutin ya kak, dapat dilakukan ketika pagi, sore, maupun malam saat menjelang tidur, atau kapanpun saat kakak dapat melakukannya secara aman tanpa ada gangguan, kurang lebih selama 3-5 menit. Latihan ini dapat kakak lakukan dg mengambil posisi duduk yg nyaman dan punggung tegak. Kakak dapat melakukannya dg duduk di kursi dan kaki menapak di lantai, atau duduk bersila, atau dg meluruskan kaki ya kak. Perlahan letakkan tangan kiri di perut dan tangan kanan di dada ya kak, secara perlahan ambil napas dalam melalui hidung selama hitungan 1-4, tahan sejenak pada hitungan 5-6, dan keluarkan melalui mulut sambil membentuk kata "HA" selama hitungan 7-10, bisa diulangi sekali lagi tarik napas dalam, namun saat mengeluarkan napas melalui mulut sambil membentuk kata "Huu" atau seperti meniup. Latihan ini bisa kakak ulang 2-3 kali penarikan napas dalam kemudian dilanjutkan dg menghirup dan mengeluarkan udara melalui hidung. Selama latihan rasakan gerakan naik turun dg tangan kiri ya kak, jika demikian maka kakak telah berhasil melakukan napas perut. Lakukan latihan ini selama beberapa saat dg penuh kesadaran hingga tubuh dan perasaan kakak terasa lebih tenang ya kak. Pada latihan ini kita juga dapat belajar untuk hadir sebagai teman terbaik yg memahami dan menemani diri kita dg sikap penuh kasih sayang dan pengertian. Kita hadir menjadi teman baik bagi diri kita, sambil menunjukkan perhatian kita dg penuh kasih sayang, dan perlahan tanyakan apa yg saat ini sebenarnya diri sedang rasakan? Apa yg sebenarnya saat ini sedang sangat diri butuhkan? Luangkan waktu untuk merasakan, mendengarkan, dan memahami apa yg sebenarnya ingin diri dengar untuk kakak. Pada latihan ini pun kakak juga dapat menunjukkan perhatian dan kasih sayang kakak pada diri sendiri dg cara perlahan gucapkan kepada diri, Maaf ya diri, kamu harus melalui semua ini, Diriku aku memaafkanmu.. Terima kasih telah bertahan sejauh ini, Aku sungguh menyayangimu, diriku. Diri, mari kita melanjutkan perjalanan kita..


Latihan ini selain untuk memahami dan menerima apa yg sebenarnya kita rasakan dari setiap kejadian yg kita alami, juga bertujuan untuk kita mencoba memandang dan memahami apa yg orang lain alami dan rasakan. Mungkin saat ini kakak perlu menyadari terlebih dahulu duka atau perasaan kehilangan kakak yg mengiringi kepergian almarhumah mamah.. Atau mungkin kakak perlu menyadari atau menerima dulu perasaan marah dan kecewa kakak atas sikap almarhumah mama selama ini.. Bisa jadi perasaan-perasaan itulah yg saat ini sedang menyelimuti pikiran rasional kakak, menghalangi setiap pandangan kakak terhadap sikap almarhumah mamah..


Ada banyak penjelasan kak yg mungkin melatarbelakangi sikap almarhumah mamah dalam memutuskan mengambil pola pengasuhan atau parenting style tertentu. Salah satunya mungkin seperti yg telah kakak ketahui, pengalaman almarhumah mamah sebagai anak yg terbawa dg pola pengasuhan dari generasi sebelumnya. Atau nilai-nilai sosial yg berkembang yg mengiringi langkah bertumbuh almarhumah mamah sedari kecil hingga ketika beliau menjadi ibu. Segenap pengalaman beliau, beragam realitas yg beliau alami begitu banyaknya, saya yakin almarhumah mamah resapi baik-baik dan beliau usahakan yg terbaik untuk anak-anaknya, salah satunya kakak..


Pengalaman yg almarhumah mamah peroleh dari generasi sebelumnya, serta nilai-nilai sosial yg berkembang saat beliau bertumbuh, hingga pemaknaan beliau tentang hal tersebut banyak sedikit mempengaruhi sikap almarhumah mamah sebagai ibu. Karena pengalaman ini terbentuk secara sistematis, maka saat almarhumah mamah telah mengusahakan yg terbaik, namun masih ada satu dua hal yg belum bs diterima dg baik, bahkan terasa menyakitkan bagi anaknya ialah hal yg sangat manusiawi, bukan semata-mata salah mamah seorang. Begitu pula bukan salah kakak, saat hal terbaik yg telah almarhumah mamah usahakan, namun rasa yg diterima justru menyakitkan. Memang begitulah adanya manusia dg segenap keterbatasannya, dg segala rasa yg bisa ia terima.. Baik perjalanan almarhumah mamah, maupun perjalanan kakak, semata-mata bagian proses yg Allah titipkan untuk kita berkesempatan untuk bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik, insyaAllah..


Jika kakak masih terasa kesulitan untuk memahami apa yg sedang kakak alami, atau jika saat kakak mencoba latihan relaksasi napas dalam yg telah disampaikan kakak merasa perlu bantuan atau pendampingan, Kakak boleh membuka diri untuk mencari bantuan profesional seperti psikiater, psikolog, atau konselor ya kak.. Barakallahu fiik, semoga Allah tunjukkan kita jalan terbaik ya kak..


Tak mengapa kak, jika saat kita telah mencoba namun masih terasa berat, masih terasa sesak. Karena begitulah adanya kita, hanyalah manusia, hanyalah hamba yg memiliki berbagai macam keterbatasan. Oleh karena itu, terlepas dari segala usaha terbaik yg telah coba kita lakukan, yg paling penting dan utama ialah senantiasa memohon pertolongan Allah ya kak.. Semoga Allah senantiasa melimpahi kita dg kelapangan dan kesabaran dalam setiap proses bertumbuh yg memang perlu kita lalui ya kak.. Semoga Allah lembutkan dan mampukan kita.. Selamat bertumbuh kak, dan Salam Hangat.


Pertama kali diunggah pada 2023-06-05T09:46:57.065Z

Assalamualaikum kak. Aku 28thn. Dan blm menikah. Saat ini aku tinggal dgn kedua org tua ku. Ibu ku skt stroke & diabetes sudah hampir 5 tahun. Beliau org yg sgt temprament& selalu merasa benar. Aku sedih karna orang tua yg seharusnya jd “rumah” bagi anak2nya. Tp aku merasa ibuku tdk. Dan ayah ku yg terkesan cuek. Di keadaan sakit seperti skrg, mulut nya sering sekali berucap jahat ke kel. Besar, aku, ayah ku ,kk dan jg adik ku. Aku sampai ikut program healing dr seorang ustadz terkenal dikawasan bandung. Karna merasa sendiri & stres sekali dgn sikap ibuku. Bgmn supaya aku bs melewati ini kak?


Pertanyaan oleh an****_nurs****_f_37

Jawaban:


Dijawab oleh Rizki Setyasri, M.Psi., Psikolog


Wa'alaykumsalam warrahmatullahi wabarakatuh kak, Terima kasih sudah terbuka dan percaya untuk berbagi bersama kami ya kak.. MasyaAllah.. Tabarakallah.. semoga Allah naikkan derajat kakak dan keluarga dg setiap ujian yg perlu dilalui ya kak.. Semoga Allah mampukan, semoga Allah selamatkan kita dalam melaluinya dg sebaik-baik iman..


Ada dua sudut pandang yg perlu coba kita kenali di sini ya kak, bismillah.. secara bertahap kita coba amati satu persatu ya kak.. Sudut pandang pertama mari kita coba lihat dari sisi ibu yg telah berjuang kurang lebih 5 tahun menghadapi stroke dan diabetes yg diterima. Ada banyak hal yg tadinya bisa ibu lakukan secara mandiri mungkin saat ini jadi perlu bantuan untuk melakukannya ya kak, Ada pula banyak hal yg sebelumnya bisa dilakukan dg mudah, karena sakit, mungkin ada beberapa hal sederhana yg menjadi sulit untuk dilakukan atau bahkan ada hal yg disukai, namun sudah tidak dapat dilakukan karena keterbatasan dalam menajaga kestabilan kondisi tubuh dg sakit yg diderita. Kondisi kesehatan fisik kita kak, memang erat kaitannya dg kondisi kesehatan mental kita ya kak, Begitu pula sebaliknya kesehatan mental kita sangat berkaitan dg kondisi kesehatan fisik kita.


Dalam hal sakit yg dialami ibu, banyaknya keterbatasan fisik yg dialami dikarenakan sakit tersebut mau tidak mau berkaitan erat dg kondisi mental atau kondisi emosinya. Mungkin ada banyak hal atau harapan yg ingin beliau wujudkan namun belum bisa karena terkendala dg kondisinya, sehingga secara tidak sadar beliau menutut orang-orang di sekitarnya untuk memenuhi hal tersebut. Kondisi tersebut bisa jd salah satu penjelasan sikap beliau kepada anggota keluarga lain ya kak.


Kemudian apa yg bisa kita usahakan? Mencoba untu bicara dari hati ke hati ya kak, apa yg sebenarnya ibu rasakan, apa yg ibu perlukan atau butuhkan serta bantuan, pertolongan, atau bentuk perhatian apa yg sebenarnya beliau harapkan. Bisa jadi sebenarnya ibu merasa kesepian dan memerlukan dukungan anggota keluarga lain seperti sesederhana ditemani dalam menghabiskan waktu di rumah.


Sudut pandang selanjutnya mari coba kita lihat dari sudut pandang kakak ya kak, Bahwa kakak sendiri pun di sini memiliki dua peran, sebagai caregiver atau perawat dan sebagai anak. Meskipun kita telah dewasa ya kak, mau bagaimanapun rasanya kita tetap seorang anak ya kak, yg mau tidak mau masih terus mengharapkan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman dari orang tua kita.


Qodarullah wa masya'a fa'ala ya kak, satu dua kondisi kita saat ini sbg anak yg telah dewasa mau tidak mau juga berperan sbg caregiver atau perawat orang tua kita, yg mana mau tidak mau, kita yg kini bergiliran memahami kebutuhan orang tua kita, memberikan rasa aman untuk kedua orang tua kita. Penyesuaian peran ini jg mungkin jadi sesuatu yg tidak mudah pula ya kak bagi kakak sendiri, Jadi boleh silahkan kakak beri waktu untuk kakak sendiri memproses penyesuaian yg perlu dilakukan. Salah satu caranya dg mencoba mengenali kebutuhan kita sebelum kita memberikan perawatan kepada orang lain ya kak, Kita perlu mengenali kebutuhan kita sendiri terlebih dahulu atau yg juga disebut sbg self-care.


Bukan untuk egois mementingkan kebutuhan diri semata, tapi justru dg upaya kita menyadari dan memenuhi kebutuhan dasar kita, harapannya kita lebih dapat memberikan layanan atau perawatan yg lebih optimal untuk orang-orang di sekitar kita. Self-care ini bisa kita lakukan secara fisik dan mental ya kak.. Self-care dapat dimulai dg memperhatikan pola makan yg teratur, jam istirahat yg cukup, dan aktivitas fisik dalam keseharian. Self-care dalam hal kesehatan mental juga perlu dilakukan ya kak untuk menjaga kesejahteraan kakak. Self-care dalam kesehatan mental dapat dilakukan dg menerima dan mengakui serta mengapresiasi usaha terbaik yg telah kakak lakukan dalam menjalankan peran, meski masih teerlihat banyak tantangan yg perlu dihadapi.


Hal tersebut dapat dilakukan sembari melakukan latihan relaksasi ya kak untuk hasil yg lebih optimal.. Latihan ini dapat dirasakan manfaatnya ketika kita lakukan secara rutin ya kak, dapat dilakukan ketika pagi, sore, maupun malam saat menjelang tidur, atau kapanpun saat kakak dapat melakukannya secara aman tanpa ada gangguan kurang lebih 3-5 menit. Latihan ini dapat kakak lakukan dg mengambil posisi duduk yg nyaman, punggung tegak, dapat dilakukan dg duduk di kursi dan kaki menapak di lantai, atau duduk bersila, atau dg meluruskan kaki ya kak. Letakkan tangan kiri di perut dan tangan kanan di dada ya kak, secara perlahan ambil napas dalam melalui hidung selama hitungan 1-4, tahan sejenak pada hitungan 5-6, dan keluarkan melalui mulut sambil membentuk kata "HA" selama hitungan 7-10, bisa diulangi sekali lagi namun saat mengeluarkan napas melalui mulut sambil membentuk kata "Huu" atau seperti meniup.


Latihan ini bisa kakak ulang 2-3 kali kemudian dilanjutkan dg menghirup dan mengeluarkan udara melalui hidung. Selama latihan rasakan gerakan naik turun dg tangan kiri ya kak, jika demikian maka kakak telah berhasil melakukan napas perut. Lakukan latihan ini selama beberapa saat dg penuh kesadaran hingga tubuh dan perasaan kakak terasa lebih tenang ya kak. Ikhtiar selanjutnya yg dapat kita lakukan ialah mengupayakan untuk membangun support system ya kak. Support system ini fungsinya untuk menguatkan dan mendukung kakak dalam menjalankan fungsi keseharian kakak.


Harapannya kakak dapat release emosi, menyampaikan apa yg kakak rasakan, serta mendapatkan dukungan yg kakak butuhkan. Untuk itu, kakak perlu untuk membuka diri pada teman yg dapat dipercaya atau cukup dekat ya kak. Teman yg sekiranya kakak nyaman untuk menyampaikan uneg-uneng dan teman yg sekiranya dapat memberikan dukungan psikologis. Tentu saja ikhtiar ini kita usahakan bukan untuk mengumbar aib keluarga ya kak, namun sbg salah satu ikhtiar terbaik kita dalam menjalankan peran yg telah Allah berkahkan untuk kita.


Bisa juga dg menemukan komunitas caregiver yg jg memiliki tantangan dalam merawat anggota keluarga dg tipe penyakit yg serupa. Dari komunitas demikian biasanya mereka juga mengalami atau merasakan hal yg kurang lebih sama, sehingga dapat saling menguatkan dg berbagi tips dan trik dalam menghadapi situasi-situasi yg kurang lebih mirip dg variasi masing-masing ya kak..


Support system ini juga sangat mungkin untuk kita bangun dg orang-orang terdekat kita ya kak, yaitu keluarga. Hal yg dapat kita usahakan ialah mencoba membangun kembali komunikasi yg lebih sehat dan kerjasama tim dalam keluarga untuk saling mendukung dalam merawat ibu atau dalam melakukan pekerjaan lainnya. Mungkin bisa dilakukan dg saling berbagi peran dalam melaksanakan tugas secara bergantian. Atau mungkin bisa juga dg bagi tugas saat salah satu merawat ibu, saudara yg lain bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.


Jika memang diperlukan, dan memungkinkan untuk dilakukan kakak juga dapat menyampaikan apa yg kakak rasakan, apa yg kakak butuhkan, dan bantuan yg kakak harapkan melalui komunikasi positif berupa i-messege ya kak. Kakak dapat menyampaikan terlebih dahulu kepada anggota keluarga lain, apa yg sebenarnya kakak rasakan saat situasi tertentu, dalam hal ini ketika merawat ibu ya kak, kemudian sampaikan pula apa yg menjadi harapan kakak kedepannya agar dalam berinteraksi di keluarga terasa lebih nyaman.


Misalnya "Aku sebenarnya capek, kelelahan, dan bosan ketika dapat tugas merawat ibu, aku harap kedepannya kita dapat bagi tugas dalam merawat ibu atau dalam mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Aku sangat senang jika dibantu dalam hal ini" dan boleh kakak sebutkan bantuan yg diharapkan yg mungkin dapat dilakukan oleh anggota keluarga lainnya ya kak. Tentu saja dalam penyampaiannya kita perlu hati-hati ya kak, perlu memahami betul kondisi kita apakah sedang memungkinkan untuk menyampaikan dg santun, dan kondisi yg bersangkutan apakah sedang memungkinkan untuk kita ajak bicara dg baik. Membangun support system dg keluarga ini apabila memungkinkan juga dapat dilakukan dg keluarga besar terdekat yg sekiranya aman untuk dimintai bantuan ya kak..


Hal lain yg dapat kita usahakan untuk memperkuat kerjasama tim dalam keluarga ialah dg memperbanyak aktivitas bersama ya kak. Aktivitas bersama ini dapat dilakukan dg beribadah bersama seperti ngaji atau baca al qur'an atau mungkin sholat berjamaah. Atau bisa juga dg melakukan aktivitas makan bersama misal salah satunya cukup dg makan malam bersama jika anggota keluarga memiliki kesibukan masing-masing, atau menghabiskan waktu bersama dalam satu waktu dan tempat yg sama namun dg aktivitas masing-masing. Hal ini untuk menguatkan bahwa keluarga adalah satu tim ya kak, sehingga tidak ada yg merasa berjuang sendirian dalam menghadapi tantangannya..


Terlepas dari segala ikhtiar yg kita usahakan, jangan lupa untuk senantiasa memohon pertolongan dan kekuatan dari Allah ya kak.. Mohon kelembutan hati baik bagi kita dalam merawat orang tua kita, pun untuk kedua orang tua kita dalam melaksanakan bagiannya sebagai orang tua. Alhamdulillah, salah satu hal yg juga boleh kita syukuri ialah hingga saat ini masih Allah beri kesempatan untuk beribadah dg berbakti kepada orang tua kita ya kak, dan kita masih diberi dua sumber doa yg insyaAllah mustajab untuk kita, Sehingga mungkin bisa juga orang tua dibantu dialihkan ketika mulai membicarakan sesuatu yg kurang baik dg diarahkan kita doakan saja ya bu, atau kita yg kemudian membantu "ya semoga Allah mudahkan ya bu".


Karena bagaimanapun semua ini dari Allah dan insyaAllah apapun bagian yg sedang kita hadapi, ialah suatu kebaikan untuk kita dari Allah ya kak.. Barakallahu fiik kak, semoga Allah mampukan kita melalui setiap fase yg sedang perlu dijalani ya kak.. Apabila kakak merasa kondisi kesehatan mental kakak belum juga membaik dan memerlukan bantuan atau dukungan psikologis secara profesional, kakak boleh membuka diri kepada tenaga profesional seperti psikolog atau konselor untuk berkonsultasi lebih lanjut ya kak.. Semoga membantu dan Salam Hangat!

Pertama kali diunggah pada 2023-05-25T02:13:38.871Z

Hamba Allah
Hamba Allah

Hubunganku dgn ibu kurang baik, ibu sering iri dgn bapak. Kondisi bpk sedang stroke, ibu merasa anak2nya termasuk saya lebih memperhatikan bpk timbang ibu.


Entah kenapa saya jg lebih dekat dgn bpk ketimbang ibu, lebih nyaman dgn bpk timbang dgn ibu. Sejak kecil ibu menjadi sosok yg menakutkan bagi saya. Saya sering di cubit, pukul, di tali kedua kaki dan tangan kemudian mulut di sumpal celana dalam dan dikurung di kamar. Kejadian itu berulang2. Saya merasa aman haha ketika bapak ada di rumah. Bapak kerja di luar kota saat itu. Apa psikis saya bermasalah sehingga saya susah untuk akur dgn ibu?


Pertanyaan oleh A***r

Jawaban:


Dijawab oleh Jayanti Wulandari, M.Psi., Psikolog


Bismillah,

Terima kasih sudah berbagi cerita di aplikasi Qalboo. saya paham dengan perasaan yang kakak hadapi saat ini, pasti tidak mudah menghadapi kondisi yang kakak hadapi saat ini. sebelumnya aku apresiasi kakak karena sudah bertahan hingga saat ini. apa yang kakak alami saat ini memang tidak terlepas dari pengalaman masa lalu kakak yang kurang menyenangkan dengan ibu kakak. dan untuk membuat itu kembali normal memanglah tidak mudah. yang bisa kakak lakukan saat ini belajar untuk menerima semua pengalaman yang tidak menyenangkan dengan ibu kakak. terima sewajarnya dan secukupnya. jika sudah, coba untuk mengekspresikan, bisa dengan mengajak berbicara langsung dengan ibu kakak, atau bisa dengan menulis apa yang kakak rasakan, bisa juga dengan menggambar atau mewarnai. dari situ coba lihat apakah diri kakak sudah bisa mulai menerima ibu kakak.


Meskipun di dalam Al-Qur'an sendiri sudah jelas bahwa kita harus menghormati dan menomorsatukan ibu. sehingga untuk berdamai dengan ibu, coba kakak belajar untuk berdamai dengan ibu kakak lebih dulu. jika perlu untuk mencari bantuan ke tenaga profesional akan lebih baik. sehingga kakak setidaknya tahu apa yang harus kakak lakukan saat menghadapi respon ibu saat ini. saya bisa membayangkan pasti kakak tidak mudah merawat dan memberikan perhatian ke bapak yang dalam kondisi sakit, namun ibu kakak sendiri juga merasa ingin diperhatikan oleh anak"nya. jadi belajar pelan" untuk akur dengan ibu dimulai dengan kakak belajar menerima diri kakak dulu yaitu dengan menerima kondisi yang pernah ibu lakukan ke kakak dan selanjutnya mengekspresikan. semoga terjawab.


Pertama diunggah pada 2023-11-23T07:09:36.551Z

Redigerad
Hamba Allah
Hamba Allah

Assalamu'alaikum, malem kak


Semoga tim qalboo sehat n bahagia selalu,


Kak, saya pegawai swasta d bidang akunting, saya kerja senin-jum'at, sabtu-minggu saya kuliah.


Pulang kerja jam 5 kadang maghrib, malemnya saya kerja part time di rumah sbg akunting juga buat UMKM.


Dirumah saya hanya tinggal dengan adik, kewajiban mengurus rumah n menafkahi jadi tanggung jawab saya.


Sekarang saya di titik yg bener² gaada semangat buat nyentuh tugas kuliah atau kerjaan saya, saya lelah dan ngga ada org yg ada buat nyemangatin juga.


Jawaban:


Dijawab oleh Jayanti Wulandari, M.Psi., Psikolog


Bismillah


Wa'alaikumsalam,

Aamiin semoga Allah mengabulkan doa" baik kakak. terima kasih sudah berbagi cerita di layanan aplikasi Qalboo.


Saya paham dengan kondisi perasaan yang kakak hadapi saat ini. memang tidak mudah menjalani peran sebagai kakak yang memiliki banyak tanggung jawab. sebelumnya saya apresisasi kakak karena kakak bisa bertahan hingga saat ini, saya salut dengan kegigihan kakak dalam menuntut ilmu ditengah kesibukan kakak dalam mencari nafkah. yang dirasakan kakak saat ini wajar dan sering sekali dialami banyak orang.


Nah poin plus nya kakak disini adalah kakak aware dengan kondisi kakak yang merasa semangatnya mulai menurun. yang bisa kakak lakukan adalah mencoba untuk jeda sebentar dari kesibukan kakak setiap hari. luangkan waktu untuk diri kakak. kakak mau melakukan hal yang kakak inginkan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan maupun tugas kuliah. bisa mencoba dengan melakukan hobi kakak. karena saya bisa bayangin setiap hari kakak padat sekali hingga mungkin kakak lupa untuk mengistirahatkan pikiran kakak. jadi gapapa sekali untuk kakak jeda sebentar, ibaratnya untuk mengisi kembali semangat kakak untuk bekerja dan menjalankan rutinitas. jika sudah merasa terisi, insyaAllah akan lebih mudah dan enjoy menjalaninya. bisa juga membuat jadwal untuk setiap minggunya meluangkan waktu untuk diri kakak sendiri yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan maupun kuliah kakak. semoga terjawab.


Pertama diunggah pada 2023-11-24T13:55:17.181Z

Redigerad
Hamba Allah
Hamba Allah

Diusia ku 28 th ini baru menyadari ada banyak Luka pengasuhan yg tak aku sadari, aku menemukannya karena mengalami kesulitan2 tertentu dan beberapa trauma


Seperti saat melihat karet gelang, jika melihat orang memainkannya otomatis tubuhku menjauhinya sampai2 untuk memegang karet gelang aja aku tidak berani, hal ini terjadi karena kaki ku sering kali di tembak menggunakan karet gelang


Aku juga tumbuh dari keluarga yg kurang perhatian jadi saat ada yg memberikan sedikit pehatiannya kepadaku membuat aku gampang tunduk dengan dia


Dan banyak hal hal lainnya, aku tak marah dgn ortu ku tapi gimana?


Pertanyaan oleh d**i_813

Jawaban:


Dijawab oleh Indah Kusumaningsih, S.Psi.


Bismillah..


Halo kak, terima kasih ya sudah bersedia membagikan ceritanya kepada Qalboo.


Ketika kita sudah dewasa, memiliki kemampuan berfikir yang sudah matang, ditambah dengan ilmu yang dimiliki sangat wajar jika kemudian dapat menyadari ternyata kita memiliki luka-luka yang berasal dari masa lalu. Menemukan luka tersebut sudah menjadi suatu langkah awal yang sangat baik ya kak. Karena, dengan mengenali kondisi diri lah kita dapat mengobati atau memperbaiki apa yang ada dalam diri kita.


Langkah selanjutnya yaitu menerima apa yang telah terjadi di masa lalu ya kak. Memang tidak segampang itu untuk berdamai dan sembuh. Semua pasti memerlukan proses. Kakak bisa memulainya misalnya dengan memberikan udzur pada orang-orang yang telah menyakiti kakak. Kita pasti berharap orang tua atau wali kita memberikan pengasuhan terbaik sehingga kita bisa tumbuh menjadi seseorang yang baik dan sehat secara fisik maupun mental. Tetapi, mereka pun sebagai manusia pasti memiliki keterbatasan. Bisa saja kita merasa apa yang diberikan oleh orang tua kita bukan yang terbaik, namun sebenarnya itulah hal terbaik yang bisa beliau berikan dengan situasi dan kondisi beliau saat itu. Kakak juga bisa mencoba menggunakan “kacamata” beliau untuk mampu memahami situasi yang terjadi dari berbagai sudut pandang. Mungkin bisa timbul pertanyaan mengapa kita yang harus berusaha memahami? Jawabannya, yaitu dengan memiliki berbagai sudut pandang kita tahu bahwa setiap orang memiliki POV dan kondisinya masing-masing. Sehingga, kita akan kaya akan perspektif dan bisa membuat kita lebih berlapang dada akan sesuatu.


Kemudian, terkait dengan kesulitan dan trauma-trauma yang kakak miliki saya menyarankan untuk melakukan konseling lebih lanjut dengan profesional ya kak agar dapat dilakukan tindakan yang lebih komprehensif. Apalagi jika hal tersebut sudah mengganggu aktivitas kakak sehari-hari.


Demikian, semoga membantu.


Waasalamu’alaikum



Pertama diunggah pada 2023-11-26T12:51:41.113Z

Hamba Allah
Hamba Allah

Assalamualaikum kak mau tanya, kalau kita lagi berantem sama orangtua tuh kita harus mesti ngalah terus ya walaupun disalahkan terus? Boleh gak sih kita bela diri? Apa pembelaan diri seorang anak itu dianggap melawan orangtua?


Pertanyaan oleh Nanasss


Jawaban:


Dijawab oleh Hanna Permata Hanifa S.Pd


Walaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh, Terimakasih sudah menghubungi kami melalui Qna QalbooApp ya.. MasyaAllah, memang ya kak kalau kita sedang tidak sejalan, tidak sepandangan dan tidak sependapat dengan orang tua, sangat menyakitkan. Terlebih jika respon dan reaksi orang tua atas ketidaksepakatan tersebut menyakitkan, berupa bentakan, ucapan yang menyakitkan, atau bahkan dianggap sebagai sikap melawan kepada orang tua. Padahal mungkin, maksud kita semua adalah menyampaikan sudut pandang kita yang mungkin berbeda, tapi seakan dinilai serta merta melawan dan tentu, kita semua tidak bermaksud menjadi durhaka dan menjadikan kita merasa tidak didengarkan aspirasi kita, tidak dianggap penting keinginan/ keputusan kita dan kita merasa serba salah dan membuat kita menjadi sangat sedih. Dengan siapapun, bertengkar/ berantem sebaiknya dihindarkan, dan memang kita pahami bersama ini bukanlah tindakan terpuji (sudut pandang moral maupun agama) serta kita sadari pula bukan jalan keluar yang efektif. Dari sini kita dapat belajar bersama untuk membangun komunikasi yang sehat, efektif dan nyaman. Walaupun komunikasi berhasil harus ada usaha timbal balik dari kedua belah pihak yang terlibat, tapi setidaknya ini bisa kita mulai dari diri kita sendiri. Seperti pastikan kakak dalam keadaan tenang dan memiliki kekuatan/ energi untuk melangsungkan komunikasi dengan teduh (tenang, tanpa teriakan, tidak menyalahkan pihak lain dan menyampaikan pesan dari sudut kakak, dianjurkan dengan i-statement; salah satu usaha untuk menjadikan komunikasi efektif adalah dengan asertif), jika dirasa respon orang tua atau orang lain tidak nyaman, mereka jadi agresif menyalahkan kakak, kita bisa ambil jeda dengan transisi yang halus dari pembicaraan yang sekiranya kurang/tidak bisa menemui titik terang jika ini diteruskan (diteruskan hanya menjadi pertengkaran. atau membuat nada semakin tinggi), transisi yang halus artinya kita tidak serta merta meninggalkan lawan bicara ketika sedang bicara, kakak bisa bilang akan melanjutkan kegiatan yang lain lagi. Apakah kita harus ngalah terus kalau beda pendapat sama orang tua, apakah kita tidak boleh bela pendapat kita? Nah, kalau kita ingat, Allah juga mengajarkan kita bahwa didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena ia akan hidup di era mereka, sehingga disini kita melihat bahwa ada perbedaan dari apa yang dialami orang tua dan apa yang akan kita alami di masa depan. Tapi tidak semua orang tua memiliki akses informasi atau kesulitan mengerti kondisi apa yang sedang dihadapi era dimana si anak hidup. Maka, tentu kita tetap harus bersikap hormat pada orang tua, mengkomunikasikan dengan sebaik mungkin pada mereka. Tapi apakah orang tua adalah standar kebenaran yang hakiki dan mutlak? Tentu tidak, karena kita boleh tidak mentaati orang tua jika orang tua meminta kita melakukan hal yang tidak baik/ melawan agama. Terkadang, beberapa hal memang sulit untuk sejalan dengan orang tua, tapi kita bisa untuk tidak terus-terus fokus pada hal yang sekiranya sama sekali sudah tidak bisa bertemu dengan sudut pandang orang tua. Tapi jika bisa membangun kedekatan dengan orang tua pada aspek lain yang sekiranya kita dan orang tua bisa jalan sependapat. Semakin kita fokus pada hal yang kita sepakati, semoga bisa membangun hubungan yang lebih nyaman. Dan, jika usaha mengkomunikasikan dengan nyaman sudah dibangun, tapi masih kesulitan menemukan kenyamanan dalam komunikasi, diskusi atau perundingan dengan orang tua, satu hal yang harus selalu kita pegang teguh bersama adalah bahwa Allah-lah yang menggenggam hati setiap manusia. Kita bisa banget mendoakan orang tua kita supaya hati beliau-beliau ini Allah lembutkan, Allah luluhkan, Allah lunakkan, Allah bantu lapangkan hati dan wawasan mereka sehingga jalan keluar dapat ditemukan bersama. Tapi sekalipun saat ini tidak bisa, saya yakin meskipun berbeda pendapat tapi kita tetap berusaha sungguh-sungguh sesuai bidang yang kita yakini dan tetap berusaha sikap baik orang tua, terus berdoa semoga Allah bukakan jalan keluarga dan selalu berdoa semoga Allah ampuni orang tua kit, dan Allah ampuni kita juga, semoga jadi ikhtiyar mendatangkan jalar keluar yang manis, kakak bisa sesuai yang kakak aspirasikan, dan orang tua semoga bisa ridho. Semoga jawabannya membantu dan menguatkan kakak. InsyaAllah, dengan niat yang lurus, meskipun diuji dengan komunikasi kurang harmonis dengan orang tua, insyaAllah kita tidak terhitung durhaka, selama kita berusaha melakukannya dengan baik, sesuai yang Allah ajarkan. Semangat ya kak, semoga Allah mudahkan. Amiiin


Pertama diunggah pada 2022-10-01T16:14:14.467Z

Bismillah... Qadarullah ibu mertua saya suka menceritakan kejelekan/kesalahan suami saya kepada saya dan juga saat suami berbuat salah beliau sempat mengungkit2 kebaikannya kepada suami saya. Karena hal2 tersebut saya menjadi kurang nyaman dalam berkomunikasi dengan beliau, semakin lama saya malah menjadi sulit untuk bisa dekat/berkomunikasi dengan baik terlebih hubungan suami dan ibunya itu kurang ada kedekatan. Apakah salah jika menjaga jarak?Bagaimana sebaiknya saya harus bersikap? Jazakillahu khayr


Pertanyaan oleh Ummahat_974

Jawaban:


Dijawab oleh Rizki Setyasri, M.Psi., Psikolog


Assalamu'alaykum warrahmatullahi wabarakatuh kak, Terima kasih ya telah berbagi bersama kami Tidak nyaman sekali ya kak, rasanya saat ada hal-hal yg kurang cocok terjadi dg orang terdekat kita.


Memang saat kita mereaksi suatu situasi, terkadang kita dalam tiga kondisi ya kak, pertama fight, kedua flight, dan yang ketiga freeze. Ada kalanya kita dapat menghadapi suatu situasi dengan berani dalam menjalani tantangannya meski terasa tidak nyaman, ini yang disebut dengan fight.


Namun ada kalanya juga kita merasa tidak nyaman dalam suatu situasi, sehingga memilih untuk menghindari situasi tersebut, inilah yang disebut sebagai flight. Sedangkan yang ketiga, ketika kita menghadapi suatu situasi yang sangat tidak terduga, kita terkejut dan tidak tahu apa yang musti dilakukan sehingga yg terjadi hanya terdiam tanpa melakukan apapun, inilah yang disebut freeze. Ketiganya, baik fight, flight, dan freeze sama diperlukannya bagi kita untuk menghadapi suatu situasi dengan baik.


Adanya kalanya dalam memeriksa relasi kita dg orang terdekat kita diperlukan juga untuk ambil jeda, guna memberi ruang bagi kita agar dapat mencerna, memaknai, merasakan apa yg sebenarnya sedang kita rasakan, apa yg sebenarnya terjadi pada relasi kita, dan hal terbaik apa yg saat ini bisa kita usahakan ya kak.


Mengambil jeda diperlukan untuk menata hati, pikiran, dan sikap kita kedepannya dg mengambil sedikit jarak dg permasalahan yg sedang kita hadapi, agar pandangan kita lebih netral dalam menghadapinya ya kak, Namun, mengambil jeda, atau mengambil jarak ini berbeda dg menghindari permasalahan ya kak, sebab jika tersu menerus menghindar masalah, kondisi kita mungkin memang membaik untuk sesaat, namun tanpa menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga dikemudian hari berpotensi muncul lagi bahkan dalam bentuk yg lebih besar. Oleh karenanya, kita tetap perlu belajar menghadapinya secara bertahap ya kak.. Semoga Allah mudahkan prosesnya ya kak..


Langkah awal yg dapat kita lakukan ialah mengenali dulu ya kak, apa sih yg sebenarnya kakak rasakan, apa yg sebenarnya membuat kakak terganggu setiap kali beliau menceritakan kejelekan/kesalahan suami. Apa yg membuat sikap beliau begitu mengganggu kakak, mungkin karena kakak tidak setuju dg sikap tersebut, atau mungkin karena kakak tidak terima ketika suami kakak diceritakan kejelekannya. Setelah mengenali apa perasaan yg muncul, kakak boleh menamai perasaan tersebut, mungkin marah, kecewa, tidak terima, merasa direndahkan atau yg lainnya. Setelah kakak menyadari dan mengenali emosi yg kakak rasakan, harapannya, kakak lebih dapat mengendalikan diri saat berinteraksi dg ibu mertua.


Kemudian baru perlahan kita berlanjut pada tahap berikutnya, yaitu mencoba membangun hubungan baik dg ibu mertua dan meletakkan segala penilaian dan pendapat kita mengenai beliau. Perlahan kita coba lagi memahami sudut pandang dari sisi beliau, apa ya yg sekiranya membuat beliau bersikap demikian?


Kapan atau disaat seperti apa biasanya, kebiasaan tersebut beliau lakukan? saat merasa kecewa dg suami kah? atau saat beliau memerlukan apresiasi atas jasa-jasa beliau yg telah dilakukan selama ini, atau mungkin saat beliau lelah atau bosan, atau mungkin saat sebenarnya beliau memerlukan bantuan. Bisa jadi beliau melakukan hal tersebut semata karena memerlukan teman berbagi mengenai apa yg sebenarnya beliau rasakan dan mungkin beliau melihat kakak sebagai tempat yg aman untuk berbagi keluh kesah.


Setelah kita coba untuk memahami perasaan beliau, selanjutnya kita coba untuk konfirmasi dan validasi perasaan beliau ya kak, "Mama kecewa ya sama sikap akang", "Mama belum bisa melupakan kesalahan akang yg itu ya?", hal ini diharapkan ibu mertua merasa didengarkan dan dipahami sehingga secara bertahap dapat berkurang kebiasaan tersebut.


Selain itu, jika memungkinkan untuk dilakukan ialah dg mengomunikasikan apa yg kakak rasakan kepada beliau melalui i-messege. Kakak dapat menyampaikan terlebih dahulu apa yg sebenarnya kakak rasakan, pada situasi tertentu, dalam hal ini ketika kakak mendengar beliau menceritakan kejelekan suami kakak, kemudian sampaikan pula apa yg menjadi harapan kakak kedepannya.


Dan apabila penyampaiannya dilakukan sekaligus dg pembicaraan sebelumnya, kurang lebi menjadi, "Mama masih kecewa ya dg sikap akang yg itu, rasanya masih sulit untuk dimaafkan ya ma, Tapi maaf ma, saya sebagai istri akang merasa kurang nyaman setiap kali mama menceritakan kejelekan akang, saya merasa semestinya sebagai seorang istri menghargai dan menjaga aib suami, kedepannya saya harap kita doakan akang saja ya ma, tiap mama teringat kesalahan akang, semoga ampunan Allah Yang Maha Luas, kelak mengampuni segala kesalahan dan kejelekan akang ya ma". Tentu saja dalam penyampaiannya kita perlu berhati-hati ya kak, perlu memahami betul kondisi kita apakah sedang memungkinkan untuk menyampaikannya dg santun, dan kondisi ibu mertua apakah sedang memungkinkan untuk kita ajak bicara dg baik.


Begitu pun sebaliknya, kakak dapat menanyakan pula apa yg sebenarnya beliau rasakan dan apa yg sebenarnya menjadi harapan beliau saat menceritakannya kepada kakak, apakah mengharapkan solusi, atau bantuan untuk menyampaikan pada suami. Bisa juga dg bekerjasama dg ibu mertua, apa ya ma yg sekiranya saat ini bisa kita lakukan untuk memperbaiki kejelekan atau kesalahan beliau?


Langkah selanjutnya yg tidak kalah penting adalah membangun hubungan baik dg suami kakak. Karena biar bagaimanapun kakak dan suami ialah tim inti yg sebaiknya saling menguatkan dan mendukung ketika salah satu atau mungkin dalam keluarga, yaitu dalam hal ini keluarga inti yg kakak bangun bersama suami tengah mendapatkan permasalahan atau intervensi dari pihak luar. Kakak dapat memulainya dengan memperbanyak waktu bersama dan secara bertahap mencoba untuk bicara dari hati ke hati Apa yg sebenarnya kakak alami setiap berinteraksi dg ibu mertua, apa yg kakak rasakan, dan begitupun sebaliknya, mencari tahu apa yg sebenarnya terjadi diantara beliau berdua, bagaimana tanggapan suami kakak tentang hal itu dan langkah apa yg sekiranya dapat dilakukan serta mungkin bantuan yg diharapkan dari kakak yg sekiranya dapat dilakukan


Dan terlebih dari semua bentuk ikhiar yg kita usahakan, hal yg paling utama ialah mohon pertolongan kepada Allah ya kak, Semoga Allah senantiasa melembutkan hati dan lisan kita, Semoga Allah mampukan dan naikkan derajat kita melalui ujian yg perlu kita lalui ini. Jika kondisi yg dialami kakak tidak juga kunjung membaik, kakak boleh membuka diri dg meminta bantuan profesional kepada psikolog maupun konselor pernikahan ya kak.. Semoga membantu dan Salam Hangat.


Pertama kali diunggah 2023-05-11T17:13:00.478Z

Assalamualaikum ka Aku mau tanya. Aku baru aja dapet SKL dri kampus, adekku jg baru kelulusan SMK. Klo adekku dia ktanya pgn lgsg kerja. Aku takut bgt kesalip kak, aku gamau klo dia yg dluan kerja. Krn aku dri dlu sulit switch pkerjaan krn pnya social anxiety, khilangan konsentrasi. Skrg dkit2 anxiety ny bsa d atasi. Konsentrasiny skrg udh lbih mending klo dibanding dlu. Tpi aku msih ada ktakutan ga fokus klo dftar krja. Kmrn2 aku nyoba bljr pengelolaan keuangan d excel, nyimak rumusny aja aku hrus muter brkali2 video tutorialny baru aku paham.. aku hrus gmna ya, gmn biar fokusku pulih total ?


Pertanyaan oleh di**_s_m_631