Saya seorang anak perempuan tunggal yg ayah ibu saya bercerai sejak usia saya setahun. Sejak saat itu saya tdk pernah bertemu ayah hingga usia 20 tahun saat saya menikah dan dinikahkan beliau. Saya tdk pernah dinafkahi. Beliau menikah bbrp kali, dan memiliki 4 anak laki". Hanya saya anak perempuannya. Ibu jg tdk pernah mengurusi saya, saya tinggal dgn nenek. Akhirnya setelah dewasa terbentuklah luka batin yg amat dalam. Saya ingin menuntut hak nafkah kpd ayah saya, apakah boleh jika saya menuntut hak nafkah kpd ayah saya meskipun saya sudah menikah? Agar luka batin saya ini sedikit terobati
Pertanyaan oleh Ummu H****
Jawaban:
Dijawab oleh Rizki Setyasri, M.Psi., Psikolog
Assalamu'alaykum warrahmatullahi wabarakatuh, Terima kasih ya kak telah bersedia dan percaya untuk berbagi bersama kami.. MasyaAllah.. laa quwwata illa billah.. berat sekali rasanya ya kak, saat selama hidup nyaris tanpa kehadiran sosok ayah dan bahkan ibu.. Semoga kesabaran kakak sejauh ini dalam mengusahakan untuk bertumbuh meski tertatih dg adanya luka yg tengah kakak rasakan, Allah ganti dg sesuatu yg jauh lebih baik untuk kakak dan keluarga ya.. Barakallahu fiik kak..
Apapun status pernikahan orang tua kita, status kita dg ayah tetaplah anak kandung ya kak.. Dan berapapun usia kita, rasanya yaa kita masihlah tetap seorang anak ya kak, Mungkin perasaan atau pemikiran dari sisi peran anak dalam diri kakak inilah yg hingga saat ini masih merasa kehilangan sosok ayah dan ibu, sehingga menggerakkan kakak untuk menuntut hak nafkah kepada ayah ya kak.. Perjalanan untuk pulih dari luka batin, sayangnya tidak selalu bisa kita dapatkan dari orang lain kak.. Bisa jadi ketika nanti akhirnya kakak telah menerima nafkah dari ayah, itu tak mengubah apapun pada luka yg telah terlanjur tergores, Karena bisa jd yg kakak rindukan bukan semata-mata nafkah dari ayah, tapi makna dibalik nafkah itu sendiri, Yaitu bentuk kasih sayang dan perhatian ayah, yg kita simbolkan dalam wujud pemberian nafkah.. Bisa jd nafkah dr ayah yg kelak kakak terima seandainya pada akhirnya kakak peroleh, terasa hambar dan tidak menyembuhkan karena tidak ada kasih sayang dan perhatian yg kakak rindukan di sana.. Atau bisa jd bentuk kasih sayang dan perhatian yg kakak butuhkan, tidak selalu dalam bentuk nafkah dari ayah, yg mana hal tersebut bisa saja kakak dapatkan dg mengusahakan beragam cara lainnya. Jadi fokus kita saat ini ialah bagaimana agar kita dapat pulih dari luka batin, dg cara terbaik yg dapat kita usahakan ya kak..
Seperti yg telah dipaparkan sebelumnya ya kak, pulih dari luka batin tidak selau bisa kita dapatkan dari orang lain. Namun, dapat kita usahakan, kita cari, kita ikhtiarkan mulai dari dalam diri kita sendiri. Kita tidak dapat mengontrol atau mengendalikan orang lain ya kak, yg dapat kita usahakan ialah bagaimana cara kita memandang, mengelola apa yg kita rasakan, dan mengusahakan perilaku yg lebih sehat untuk kondisi kesehatan mental kita ya kak.. Jika kita memahami bahwa kita memiliki perjalanan bertumbuh yg tidak mudah, yg darinya ternyata kita memerlukan kasih sayang dan perhatian, maka kita usahakan untuk memenuhinya dari ikhtiar kita untuk diri kita sendiri. Proses ini bisa kita mulai dg lebih peka dan perhatian dg kebutuhan diri kita, untuk mengenalinya kita perlu menyadari apa yg saat ini tengah kita rasakan, bantuan apa yg sebenarnya kita perlukan..
Setelah bertahap kita belajar peka dan sadar dg kondisi diri kita, maka semoga Allah mampukan kita untuk peka dan sadar dg kondisi di sekitar kita, saat ini di sini Semoga dg demikian Allah mudahkan pula untuk kita menyadari dan mensyukuri setiap nikmat yg telah Allah berkahkan untuk kita melalui hal-hal dan orang-orang terdekat yg saat ini di sini, ada di sekitar kita. Mungkin kita perlu memandangi pasangan kita, anak kita, keluarga kita, dan teman-teman dekat kita yg hadirnya sebuah nikmat dari Allah untuk menguatkan perjalanan kita.
Dengan demikian proses pulih selanjutnya dapat kita usahakan dg senantiasa mengingat Rahmat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Perjalanan pulih pun akan nampak begitu berat dan jauh ya kak, sehingga kita perlu untuk senantiasa memohon pertolongan Allah, agar Allah mampukan kita melalui setiap proses yg perlu kita lalui. Terlepas dari semua itu kita juga perlu untuk mohon ampun kepada Allah ya kak, untuk setiap nikmat yg mungkin belum dapat sepenuhnya kita syukuri dg baik, lantaran keterbatasan kondisi kita.. Seraya memohon ampunan Allah dg mengingat betapa Allah Maha Pengampun, semoga dapat menguatkan pula diri kita untuk dg lapang dada memaafkan diri kita sendiri yg melalui perjalanan bertumbuh yg mungkin tak seberuntung orang lain, Pun demikian pula semoga Allah rahmati kita kelapangan untuk mampu memaafkan orang-orang yg terlibat dalam proses bertumbuh kita sejauh ini, termasuk di dalamnya, ayah dan ibu kita..
Jika memang masih terasa begitu berat dan menyakitkan, atau apabila dalam proses menuju pulih kakak merasa perlu pendampingan dan bantuan lebih menyeluruh, kakak boleh membuka diri untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor ya kak.. Semoga Membantu, Selamat Bertumbuh, dan Salam Hangat..
Pertama kali diunggah pada 2023-06-07T01:16:08.623Z