top of page

Tanya Jawab Expert

Publik·31 anggota

Saya ingin bertanya orang tua saya salah untuk sebuah masalah yang di hadapi nya .tapi saya kasih tau apa itu dosa yah tapi saya kasih tau nya diem diem ga ngerendahin mereka di hadapan orang lain


Pertanyaan oleh s**********__874

Jawaban:


Dijawab oleh Muhammad Rizky Ramadan, S.Psi


Bismillah, izin menjawab pertanyaannya ya. Jazakallah sudah bertanya:)


Jika memang orang tua berbuat salah, tidak apa-apa bagi seorang anak untuk memberitahu hal yang baik. Tidak ada larangan juga kok. Namun, memang ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan jika ingin menasehati orang tua atau orang yang lebih tua, yaitu:


1. Menggunakan bahasa yang baik dan tidak menggurui. Kamu dapat merangkai kalimat yang baik sebelum berbicara langsung dengan orang tua, kira-kira apakah kalimat ini menyinggung atau tidak. Contoh kalimat menggurui,


"Bapak tuh harusnya kaya gini, Ibu juga harusnya gini"


Contoh kalimat yang baik dan terkesan tidak menggurui


"Bapak, Ibu.. menurut pandanganku.. hal tersebut alangkah baiknya seperti ini. Kalau menurut bapak ibu bagaimana?"


Jadi posisikan diri ini sebagai "center" bukan orang tua yang sebagai "center" agar terkesan tidak menggurui. Dan tentunya harus mencari momen atau waktu yang baik untuk sharing.


2. Sadar, Bahwa kita tidak mengontrol manusia


Meskipun kita sudah berusaha memberikan saran terbaik menurut kita sendiri, tetap yang memegang kendali penuh tanggung jawab atas pilihannya adalah orang tua sendiri. Mungkin orang tua punya pertimbangan sendiri untuk memilih jalan tersebut. Selama tidak melanggar syariat islam, kamu bisa tetap menghargai perbedaan pendapat itu.


3. Berdoa


Jika memang orang tua kita salah dan sulit untuk berubah, sadar bahwa tugas kita hanya sebatas mengingatkan, bukan menguasai. Bahwasanya yang dapat membolak balikkan hati manusia adalah Allah SWT. Yang penting kita sudah berikhtiar untuk mengingatkan sebagai anggota keluarga, selebihnya kita bantu doa agar Allah SWT bisa memberikan solusi dan jalan terbaik bagi orang tua kita.


Mungkin itu saja dari saya, semoga bisa membantu yaa.



Wallahu a'lam bishawab


Pertama kali diunggah pada 2022-09-26T10:43:57.569Z

Edited
Like
anonymous
anonymous

Assalamu'alaykum warahmatullaah wabarakaatuh


Saat ini hati saya kalut, Alhamdulillaah sudah menikah 3tahun dan belum diberi kepercayaan oleh Allah untuk memiliki keturunan. Sudah saya periksa, minum obat, vitamin, secara herbal pun sudah saya jalanin. Qadarullaah belum juga berhasil, menurut kesimpulan dari 2 dokter menyarankan agar suami saya harus ke dokter bagian khusus andrologi, namun suami selalu belum mau. Akhirnya orang2 selalu menyudutkan, dan penasaran saya tinggal disuruh ke dokter padahal sudah seperti demikian kesimpulan dokter2 obgyn saya. Saya harus bagaimana? Saya berusaha untuk tidak menceritakan yang sesungguhnya secara gamblang, saya hanya bilang suami saya harus ke dokter spesialis andrologi. Namun tetap saja mertua saya, ingin saya diperiksa lagi ke dokter lain agar lebih jelas. Batin dan hati saya terluka, karna suami saya malah menyalahkan saya. Saya bingung harus gimana Pertanyaan oleh Pejuang 2 garis

Jawaban:


Dijawab oleh Rizki Setyasri, M.Psi., Psikolog


Wa'alaykumsalam warramatullahi wabarakatuh

MasyaAllah, tabarakallah, masa penantian yg sangat menantang ya kak, bahkan setelah perjuangan yang dilakukan masih belum membuahkan hasil. Memang hanya Allah yg kuasa untuk melapangkan rezeki kita dan yang berhak menahan rezeki kita ya kak. Semoga kesabaran, keikhlasan, dan ketaqwaan senantiasa mengiringi setiap ikhtiar yg telah kita upayakan.


Tidak mudah ya kak rasanya saat kakak sudah berjuang sedemikian rupa, bukannya diapresiasi tapi masih saja disudutkan dan terlebih hasil pemeriksaan dokter menyatakan demikian.


Jika keluarga adalah sebuah tim, maka kakak dan suami perlu kerja tim untuk menghadapi tantangan kali ini, yaitu berupaya dalam mendapatkan keturunan.

Perlu disamakan dulu persepsi dan sudut pandang kakak dan suami mengenai pentingnya memiliki keturunan dalam keluarga kakak, ikhtiar yang masing-masing telah lakukan, serta tuntutan dan permintaan dari keluarga besar.


Mungkin kakak bisa mengajak suami diskusi atau bertemu dg teman yg memiliki perjuangan yang sama, atau mungkin melalui konten youtube yang berisikan tentang perjuangan memiliki keturunan, atau sebelum itu, perlahan dan dg cermat ajak suami untuk ngobrol dari hati ke hati.


Dalam berkomunikasi dg suami, kakak bisa menggunakan komunikasi positif dalam berdiskusi, salah satunya dg menyiapkan kondisi yang nyaman, memperhatikan satu sama lain sedang bersedia untuk mengobrol, meluangkan waktu untuk membicarakan hal tersebut, menggunakan nada yang rendah dan berusaha untuk tidak melebihi nada suara pasangan, serta menggunakan komunikasi asertif atau i message (Kalimat tersebut dapat dimulai dengan menyampaikan apa yg kakak rasakan saat situasi seperti apa dan apa harapan kakak kedepannya

Misal, ""saya merasa lelah dan berjuang sendiri karena harus ke dokter kandungan sendirian, jika memungkinkan aku berharap pemeriksaan selanjutnya juga kamu temani"").


Begitu sebaliknya, kakak juga perlu memahami apa yg sebenarnya suami rasakan pada situasi yg dihadapi dan apa harapan kedepannya. Harapannya dari diskusi tersebut kakak dan suami dapat menemukan kesepakatan bersama dan menguatkan hubungan kakak dan suami terlebih dahulu sebelum megomunikasikan dg keluarga besar.


Barakallah kak, semoga melalui penantian dan ikhtiar yg sedang kakak lakukan, Allah naikkan derajat kakak dan keluarga. Semoga membantu ya kak, salam hangat.


Pertama kali diunggah pada 2023-02-08T16:39:16.666Z

Like
anonymous
anonymous

Assalamu'alaikum, izin bertanya kak. Ada anak kecil, sering dimarahi dengan nada tinggi kalau melakukan kesalahan, sehingga sepertinya berpengaruh pada perilakunya yang kurang baik seperti kurang percaya diri (di luar rumah), sering takut, kadang susah dinasihati (kalau dilarang suka tidak mau dan marah), sekarang umur anak 8 tahun kurang, apa yang harus orang tua lakukan untuk memperbaiki perilaku anak sehingga perilaku ini tidak berlanjut dan anak bisa berkembang menjadi lebih baik? Pertanyaan oleh straw_berry

Jawaban:


Dijawab oleh Hanna Permata Hanifa, S.Pd


Bismillah, wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh kak. Terima kasih sudah menghubungi kami melalui QalbooApp.


Benar sekali kak, apa yang diterima oleh anak terutama pada usia anak-anak memang akan sangat mempengaruhi dan membentuk bagaimana mereka bereaksi pada suatu keadaan.


Beberapa hal yang bisa orang tua lakukan diantaranya:

1. Membangun kembali hubungan yang lebih hangat dan dekat dengan anak. Bisa dilakukan dengan sering berkomunikasi, ngobrol, diskusi, dan bercerita dengan anak. Sebagaimana dunia anak adalah bermain, maka akan sangat baik jika kita bisa hadir menemani anak bermain dan bermain Bersama anak-anak


2. Dari hubungan yang lebih nyaman dan sehat ini, orang tua bisa membantu anak untuk membangun rasa percaya diri. Hal ini bisa dilakukan dengan mengapresiasi usaha yang sudah anak lakukan (bukan hasil), menoleransi kekurangan dan ketidaksempurnaan yang anak lakukan. bagaimana anak juga sedang mengenali beragam stimulus & keadaan, mengelola diri dan emosinya. Sama seperti kita bisa merasa kewalahan dengan banyak hal, anak-anak juga bisa merawsa kewalahan dalam mengelola stimulus, dirinya senidri dan emosinya.


3. Respon anak yang sering marah ketika dinasehati adalah karena anak belum mampu mengelola emosinya dan ada aspirasi/ suara hatinya yang tidak bisa ia sampaikan, ia kesulitan mengekspresikan dan ia merasa aspirasinya tertolak dan merasa ia tidak dimengerti. sama seperti kita, ini membuat kita tidak nyaman. Mungkin kita sudah memberikan pemahaman mengapa sesuatu hal itu tidak baik dan perlu kita larang. Tapi dari segi emosi, anak memang masih mengelola hal tersebut. Kakak bisa menemani anak ketika masih marah, mungkin masih teriak, kakak bisa menemani disana, tidak melarang, hadir tanpa menghakimi. Karena emosi pasti akan mereda. Anak perlu latihan untuk mengelola meredamkan emosinya sendiri. Jika kita melarang dia mengekspresikan emosinya, maka ia akan menekan emosinya, dan menjadi tidak sehat


4. Orang tua memang diminta untuk lebih bersabar lagi karena hal ini memang tidak mudah. Terlebih ada catatan masa lalu demikian. Tapi InsyaAllah, tidak ada yang tidak mungkin. seiring berjalannya waktu, anak semakin terlatih mengasah emosinya. Orang tua tetap menjaga hubungan yang dekat, hangat dan menjadi teman/sahabat anak tumbuh, InsyaAllah ini membantu anak tumbuh dengan lebih baik. Tentu memperbaiki membutuhkan usaha lebih.insyaAllah, Allah mudahkan.


5. Perbanyak aktivitas Bersama anak yang menyenangkan & permainan edukasi.


6. Meski akan tidak mudah, InsyaAllah pertolongan Allah dekat. Kakak InsyaAllah bisa berproses Bersama anak. Tidak apa-apa jika kita terkadang merasa tidak sempurna sebagai orang tua. Karena kita juga manusia biasa. Sehingga jikalau andai kata kita menjadi terlalu keras, atau terpancing emosi. Tidak apa-apa, jika bisa mendekati anak dan menyampaikan permintaan maaf karena kita sebagai orang tua pun sedang berproses dan belajar menjadi lebih baik. Sehingga anak kita juga bisa bahwa tidak apa-apa menjadi manusia yang tidak sempurna, terkadang membuat kesalahan, dan tetap berani melanjutkan/ melangkah ke depan. Ini menjadi praktek saling memaafkan antara orang tua dan anak sehingga bisa semakin memperbaiki dan mempererat hubungan antara orang tua dan anak.


7. Menemani anak belajar tentang Allah, Bersama dengan orang tua beribadah, InsyaAllah menjadi salah satu alternative kegiatan meningkatkan kedekatan dengan anak.


Kurang lebih demikian kak. Semoga dapat membantu kakak dan semoga Allah mudahkan dan Allah kuatkan selalu. Allahumma amiin.


Pertama kali diunggah pada 2023-02-05T14:31:43.695Z

Like
anonymous
anonymous

Saya memiliki anak laki-laki berusia 9 bulan. Masih kecil sekali.


Jika saya dan suami bercerai, apa dampak buruk yg akan terjadi terhadap tumbuh kembangnya terutama psikisnya?


Jika perceraian tidak bisa terelakkan, apa yg harus saya lakukan agar psikis anak saya tetap baik baik saja, dan fitrahnya tetap terjaga dan terasah dengan baik.


Jazakallah, barakallahu fiik Pertanyaan oleh h*m**al**is

Jawaban:


Dijawab oleh Rizki Setyasri, M.Psi., Psikolog


Wajazakillahu khoir, wa barakallahu fiik kak,

Terima kasih ya telah bersedia berbagi bersama kami..

MasyaAllah.. Laa quwwata illa billah..


Tentu tidak mudah ya kak untuk mengambil keputusan sejauh ini dg banyak sekali pertimbangan, semoga Allah lembutkan hati dan mudahkan kita dalam memahami petunjuk dan menjalani ketentuan terbaikNya, sebaik mungkin ya kak..


Menurut ilmu psikologi kak, pengalaman anak dalam keluarga berkaitan erat dg tumbuh kembang anak terlebih saat anak berusia kurang dari 5 tahun. Lingkungan tempat anak bertumbuh berkaitan erat dg kondisi psikis anak hingga ia dewasa nantinya.


Perceraian memang menjadi hal yg halal namun dibenci Allah, namun tidak bercerai pun belum tentu baik bagi kondisi psikologis anak saat lingkungan terdekat tempat anak bertumbuh justru menjadi tidak aman bagi anak.


Lingkungan yg aman bagi tumbuh kembang anak itu seperti apa? Ialah tempat yg dapat memenuhi kebutuhan anak, baik kebutuhan dasar seperti makan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, pengasuhan, pendidikan tauhid, perasaan aman dan perasaan dicintai.


Pasangan yg bercerai blm tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan anak tersebut ya kak. Banyak pula di sekitar kita yg dapat kita temui beberapa pasangan meski telah berpisah sbg suami-istri, namun tetap dapat menunaikan hak anak sebagai ayah dan ibu.


Pandangan yg sering kita dapatkan mungkin lebih menantang ya bagi orang tua tunggal untuk memenuhi kebutuhan anak sendirian, namun, ayah ibu yg masih berpasangan pun juga memiliki tantangan dalam memenuhi kebutuhan anak, yaitu merawat hubungan dan komunikasi yg baik diantara mereka terlebih dahulu.


Salah satu tantangan orang tua tunggal ialah perlunya memilihkan lingkungan yg aman bagi anak dg memberikan dukungan tambahan jika diperlukan dan memastikan berdampak baik bagi anak. Dukungan untuk anak yg tidak hanya berasal dari salah satu orang tua, tapi juga keluarga besar, lingkungan rumah, serta lingkungan pendidikan yg dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak


Jika kakak merasa kesulitan untuk mengambil keputusan terkait kondisi rumah tangga kakak, kakak boleh membuka diri kepada orang terdekat atau jika diperlukan meminta bantuan pada keluarga yg dapat dipercaya, tokoh masyarakat atau tokoh agama yg dihormati, dan tenaga profesional seperti psikolog atau konselor pernikahan untuk konsultasi dan memediasi hubungan kakak dg pasangan ya..


Dan yang paling utama untuk menjaga tumbuh kembang anak kita adalah dg terus berdoa kepada Allah sama seperti kita yg juga masih terus memerlukan doa dan harapan baik untuk diri kita.


Semoga Allah limpahi kekuatan dan kesabaran untuk kakak dalam melalui fase perjalanan yg sedang dihadapi ya kak.


Semoga Allah lembutkan hati dan setiap proses yg perlu kita lalui.


Semoga membantu ya kak,

Salam Hangat.


Pertama kali diunggah pada 2023-02-03T03:30:41.539Z

Like

Assalamualaikum kak izin bertanya


Apakah perilaku anak ketika dewasa yy tdk bsa brtanggung jwab, menyakiti org lain dll itu slalu disebabkan karena pola asuh orgtua ktika kecil-remaja-dewasa ? Pertanyaan oleh di**_si***ni_m***a_3

Jawaban: 


Dijawab oleh Rizki Setyasri, Konselor Qalboo


Wa'alaykumsalam warrahmatullah wabarakatuh kak..


Terima kasih sudah bertanya ya kak..



Ada banyak hal ya kak yang turut berperan membentuk pola perilaku kita


Pola asuh menjadi salah satu faktor yang berperan, namun bukan satu-satunya



Ada faktor biologis seperti genetika, struktur otak, hormon, atau fungsi dari neurotransmitter


Kemudian faktor psikologis seperti kecenderungan kepribadian dan faktor internal lainnya


Ada pula faktor sosial seperti lingkungan yang lebih luas dari lingkungan keluarga


Ada juga faktor perkembangan yang berkaitan dengan pengalaman sebelumnya yang dialami oleh yang bersangkutan



Semoga membantu ya kak,


Salam Hangat.


Pertama kali diunggah pada 2022-09-18T06:05:58.259Z

Edited
Like

Assalammualaikum, saya fitri, saya lagi di titik terendah kak, saya sudah berusaha kak tapi sampai detik ini saya belum mendapat keturunan, diantara keluarga saya dan suami saya hanya kami yg belum dikasih ktrunan, terkadang saya suka minder banget kak, dan rasanya malu untuk keluar rumah karena tkut ditanya udah punya anak, karena saya juga sudah berumur kak, kadang saya suka nangis sendri kak smpe dada sakit memohon terus, bagaimana cara nya ya kak untuk tidak sedih atau memikirkan belum dikasih ketrunan, terima kasih kak🙏 Pertanyaan oleh f***i_ha******i_298

Jawaban: 


Dijawab oleh Dina Ismi Hayati, M.Psi., Psikolog


Wa'alaikumussalam, kak Fitri.


Setelah membaca sedikit gambaran dari ceritamu, saya membayangkan rasanya tentu tidak nyaman dan bahkan melelahkan ya untuk berada dalam keseharian seperti itu. Kalau saya di posisi kakak, sepertinya saya juga akan merasakan rasa sedih, malu, kesal, capek bercampur aduk menjadi satu. Belum lagi juga mengerjakan pekerjaan atau tugas-tugas lainnya. Saya yakin dirimu dan suami sudah berusaha maksimal dan berdoa dengan sangat kuat. Namun demikian tidak dapat dipungkiri juga bahwa hal ini di luar kuasa kita. Dibandingkan mencoba untuk menghilangkan rasa sedih dan pikiran-pikiran yang muncul saat ini, lebih baik kita justru menyadari dan menerima pikiran dan perasaan itu apa adanya. Pikiran dan perasaan itu sangat manusiawi dan ketika kita menolaknya justru pikiran dan perasaan itu semakin kuat untuk "mencari perhatian" kita. Jadi, supaya dirimu merasa lebih tenang coba maklumi diri dan biarkan diri merasakan kesedihan itu apa adanya. Sebagai contoh, dirimu bisa mengucapkan atau berguman, "oh ini rasanya sedih. oh aku sedang merasa sedih sekarang." Dirimu juga bisa mencoba untuk mengungkapkan perasaan itu dengan cara bercerita kepada orang tepercaya atau menuliskan/menggambar/mewarnai. Hal ini dilakukan untuk memberi jarak (bukan menghilangkan) perasaan dan pikiran yang ada di dirimu. Setelah itu, ambil waktu sejenak, atur napas, dan minum air putih. Baru kemudian dirimu bisa pelan-pelan memproses apa yang sedang terjadi dan apa yang bisa dilakukan selanjutnya.


Saat ini yang bisa kita lakukan adalah mencoba yang terbaik kemudian pasrahkan kepada Allah atas hasilnya. Usaha kakak untuk mengelola diri ini merupakan suatu langkah dalam usaha mencapai apa yang kakak inginkan. Selain kegiatan fisik, pikiran dan perasaan negatif juga bisa membuat kita lelah, kakak juga menceritakan bahwa pernah menangis sampai dada terasa sakit. Pikiran dan perasaan kita berhubungan erat dengan tubuh kita. Tubuh yang kelelahan tentu berpengaruh pada kesiapan kita dalam menyambut keturunan. Usaha ini juga tidak lepas dari kerja sama suami dan istri. Persiapan sebelum memiliki anak perlu dilakukan oleh calon ayah dan ibu sehingga kerja sama dan komunikasi keduanya sangat penting. Sejalan dengan hal ini, dirimu juga bisa menceritakan keluh kesah kepada suami dan coba untuk refreshing bersama ketika merasa kelelahan.


Mungkin demikian yang bisa saya sampaikan kepada kakak. Semoga jawaban ini bisa membantu kakak untuk merasa lebih tenang dan semoga kakak senantiasa kuat dalam usaha untuk membuat kesehatan fisik dan mental kakak menjadi lebih baik.


Wassalamualaikum.


Pertama kali diunggah pada 2022-09-14T11:48:13.921Z

Edited
Like

Assalamualaikum ka mau tanya Apakah seks edukasi oada anak itu oenting ssiai tahapan usianya ? Apakah akan ada kemungkinan2 dampak yg terjadi apabila tidak diberikan seks edukasi ? Pertanyaan oleh  d*n*_s*sw*n*_m*l**_3

Jawaban:  Dijawab oleh Rizki Setyasri, M.Psi., Psikolog  Wa'alaykumsalam warrahmatullah wabarakatuh Terima kasih untuk pertanyannya ya..


Saya rasa penting ya kak, melalui seksual edukasi, maupun edukasi lainnya sebenarnya kita sedang melatih dan membantu anak-anak untuk lebih aware dengan kondisi dan badan mereka sendiri.


Dampak-dampak yang mungkin terjadi apabila tidak ada edukasi seksual ialah anak mungkin bisa menjadi korban pelecehan seksual tanpa sepengetahuan dirinya. Atau anak mungkin akan mencari tahu dan mencoba-coba tanpa mengetahui dampak negatifnya.


Agak menantang memang ya kak untuk membicarakan hal yang dianggap tabu dengan anak. Mungkin bisa dilatih salah satunya dengan menimbulkan rasa malu Malu jika bagian tubuh tertentu terlihat oleh bukan keluarga atau kerabat dekat atau misalnya malu jika memegang atau dipegang bagian tubuh yang tidak semua orang boleh memegang tanpa kepentingan


Semoga kita dan anak-anak kita selalu terlindungi dalam sebaik-baik Penjagaan ya kak.. Wallahu'alam, Semoga Menjawab ya kak, Salam Hangat. Pertama kali muncul pada 2022-10-07T09:08:43.340Z

Like

    Tentang

    Kumpulan tanya jawab dengan Psikolog dan Konselor Qalboo. Q...
    bottom of page