top of page

Tanya Jawab Expert

Publik·

Bismillah, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Saya memiliki seoarang teman yang dulunya saya anggap beliau adalah teman untuk saya bersama - sama hijrah lebih baik. Namun, karena masalah takdir saja yang mana dia mendapatkan apa yang saya inginkan lebih dulu dibandingkan saya akhirnya saya sempat merasa iri dengan dia.


Dia pun waktu itu menjaga jarak dengan saya yang entah apa alasan nya. Apabila saat ini saya memutuskan untuk menjauh dari dia dengan alasan ingin melindungi hati dan diri saya dari hasad dan penyakit hati lainnya. Apakah itu hal yang dibenarkan? Mohon nasehatnya.


Pertanyaan oleh ferra_yulinda_p._221

Jawaban:


Dijawab oleh Rizki Setyasri, M.Psi., Psikolog


Wa'alaykumsalam warrahmatullahi wabarakatuh.. Terima kasih telah berbagi bersama kami ya kak.. MasyaAllah.. Laa quwwata illa billah ya kak.. ada rasa kehilangan saat kondisi mengantarkan kita pada jalan yg berbeda dg orang sempat dekat dg kita ya kak..


Kondisi kesehatan mental kita, begitu pula kondisi iman kita menjadi tanggungjawab kita ya kak.. Artinya kitalah yg semestinya paham dg kondisi kita, hal-hal yg membuat naik turun, dan usaha apa yg dapat menjaganya. Salah satunya dg membuat batasan.. MasyaAllah, Tabarakallah.. dari cerita kakak saya amati, kakak mulai sadar ya, mulai peka dg apa yg kakak rasakan, apa penyebabnya dan mengusahakan hal yg mungkin dapat membantu merasa lebih baik.. Yg menjadi catatan di sini adalah, membuat batasan yg seperti apakah yg aman baik secara psikologis maupun dari nilai-nilai islami yg kita yakini..


Membuat batasan memang menjadi salah satu cara yg dapat dilakukan untuk melindungi diri kita dari luka ya kak, atau dalam hal ini dari penyakit hati seperti iri, hasad maupun lainnya. Namun, dalam melakukannya kita perlu meluruskan lagi niatnya ya kak.. Keputusan membuat batasan ini kita lakukan untuk tujuan apa ya? Apakah semata-mata hanya untuk menghindari sesuatu yg tidak nyaman saja? Jika memang demikian, maka hal ini tidak efektif untuk dilakukan, sebab setiap kali bertemu rasa terluka yg dialami kakak tetap akan ada Sedangkan sebagai seorang muslim ada anjuran untuk kita tetap menjaga silaturrahim kan?


Maka agar membuat batasan yg kita lakukan tidak hanya sbg pembenaran kita menghindari hal yg tidak menyenangkan, Selama proses kita menjaga jarak untuk membuat batasan, kita perlu melakukan sesuatu dg penyakit hati yg kita alami, Kita perlu memproses apa yg sebenarnya membuat kita tidak nyaman jika bertemu dg beliau, sehingga kita tetap dapat menjaga silaturrahmi dan kita mendapatkan kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang lebih baik, insyaAllah..


Langkah awal yg dapat kita lakukan untuk memproses penyakit hati yg tengah kita rasakan ialah dg mencoba menelusuri apa yg sebenarnya kita rasakan, apa yg sebenarnya ada dalam isi pikiran kita dg secara perlahan menanyakan pada diri kita dg lembut dan penuh pengertian, Apa yg sebenarnya membuat kita merasa iri? Apa yg sebenarnya kita rasakan, sehingga memunculkan hasad dan sebagainya..


Jika jawabannya membawa kita pada perasaan bahwa kita lebih baik, tapi mengapa dia lebih dulu mendapatkan yg diinginkan, maka kita kembalikan sudut pandang kita pada Allah ya kak.. Bukankah Allah yg mengatur segala sisi hidup kita, termasuk apa-apa yg telah atau akan orang lain dapatkan? Bukankah Allah Maha Mengatur dan ukuranNya tak pernah melesat sedikit pun?


Maka terlepas dari segala usaha yg telah kita lakukan, hal terpenting yg perlu kita ingat-ingat ialah untuk senantiasa memohon pertolongan Allah.. Semoga Allah lembutkan hati kita, Semoga Allah berkahi kesembuhan untuk hati kita.. Jika selama prosesnya kakak merasa perlu bantuan atau pendampingan profesional, kakak boleh membuka diri pada psikolog atau konselor ya kak.. Barakallahu fiik.. Semoga membantu dan Salam Hangat..


Pertama kali diunggah pada 2023-06-07T02:11:49.730Z

Suka

Tentang

Kumpulan tanya jawab dengan Psikolog dan Konselor Qalboo. Q...
bottom of page