top of page

Tanya Jawab Expert

Publik·

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Saya sudah 23 tahun tapi masih blm bisa bersikap layaknya remaja menuju dewasa. Di lingkungan sosial saya masi sering ketakutan, cemas jika harus berhadapan dengan orang². Saya gatau hal apa yg menimpa saya hingga saya sering merasa terpuruk dan tidak nyaman dengan diri saya sendiri.

Tapi setelah beberapa tahun kebelakang saya terus memikirkan apa yang membuat saya merasa tertekan berasal dari rumah. Ketika di rumah saat saya hanya bersama orangtua saya krn adik² saya sedang jauh dari rumah (pesantren dan kuliah) saya merasa tidak harus berbuat apa² hanya di kamar, mengerjakan tugas saya dan tidak keluar² rumah. Jika ditanya ortu selalu dijawab dgn singkat, tapi saya tau kenapa saya melakukan itu, semacam trigger yg tiba² saja membuat saya kesal tapi saya ingin menyembunyikannya. Bbrp waktu lalu setelah hampir 2 tahun saya memikirkan semua hal yg menekan saya. Saya mencoba untuk berbicara dengan ibu saya, itupun setelah saya meminta pendapat kepada teman dan guru yang saya percayai yg memiliki pengalaman yg sama. Tapi saat saya mencoba berbicara itu tidak sesuai dengan ekspektasi saya. Padahal saya hanya ingin memberi tahu apa yang saya rasakan, apa yang saya pendam selama ini. Tapi responnya seolah menyalahkan saya, saya dibilng suudzon berburuk sangka sama orangtua sendiri. Saya tidak meminta apapun dari nya, saya hanya ingin orangtua saya mendengarkan dan memahami perasaan saya.

Setiap kali saya berbicara atau cerita selalu saja dihakimi, sering dibilang sering ngeluh dan tidak bersyukur membandingkan dengan yg tidak punya apa².

Saya merasa kesepian tidak punya siapa². Saya punya pengalaman dari kecil saya selalu ditinggalkan oleh teman terdekat saya bahkan sampai saat ini. Saya juga memberi batasan pada diri saya sendiri karna takut dgn orng orang sekitar saya.

Saat ini ketika orangtua saya mengajak saya bicara saya kesulitan untuk menjawabnya. Padahal pertanyaan biasa seperti kuliah dll. Saat saya mencoba menjawab bbrp kalimat saya sudah tidak kuat menahan air mata saya. Ketika saya meminta pendapat pun masih saja dihakimi.

Sampai akhir orangtua saya terutama ibu saya bahkan masih membela dirinya, menganggap ada yg tidak beres dgn saya. Saya bingung sangat bingung dgn kondisi saya saat ini. Saya tidak bisa bohong kalau saya merasa tertekan di rumah meskipun keadaan seperti baik² saja. Saya tidak tahu apa yg harus saya lakukan. Membuka mulut saya saja saya cemas krn mungkin takut langsung dihakimi. Yg saya lakukan hanya rebahan dan main game atau menonton sepanjang hari, mengabaikan pesan² yg masuk, tidak tau harus melakukan apa. Cemas dikomentari segala macam. Bagaimana saya harus bersikap. Tidak ada tenaga dan saya takut memicu emosi kembali seolah menyalahkan mereka, padahal saya selalu menuruti apa yg mereka minta tapi mereka selalu membuat saya merasa bersalah. Kadang saya merasa marah dan kesalsaat sendiri, melempar barang atau menggebrakan pintu saat tidak ada siapapun di rumah. Mungkin ini pertama kali saya hilang kedali setelah saya mencoba memberitahu perasaan saya pada orangtua saya. So, What must i do

Aurelia

Tentang

Kumpulan tanya jawab dengan Psikolog dan Konselor Qalboo. Q...
bottom of page